Semilir sejuknya angin tak mampu membuat hati kembali segar.
Teriknya mentari pagi tak dapat menghangatkan hati
Dinginnya malam masih terbeku dalam lamunan
Dan Gelap malam masih menyelimuti kehidupan
aku dan perasaan ini..telah lama jatuh dalam hatimu..membaur
dalam hembusan kasih cinta,menyatu dalam sebuah tali kasih, meski tak pernah
ada sebuah ikatan pasti. Semua berjalan
bak aangin yang berhembus. Tak tau arah dan tujuan. Hanya terpaku pada sebuah
kepercayaan. Cinta dan kasih yang membuatku masih betahan hanya untukmu.
aku dan perasaan ini tau, kasih cinta yang selama ini aku rasa
hanyalah sebuah kesia-siaan. Kesia-siaan yang harusnya ku akhiri. Karena ku tau
semua ini takkan berujung pada kebahagiaa. Hanya kegalauan, kesedihan, dan
kenistaan hati yang akan kau dan aku rasakan. Karna ku tau, kita berbeda. Kita
tak sejalan. Kita tak sepaham. Akan sebuah kepercayaan. Karna jalan kita memang
berbeda. Dan sebagaimana perbedaan tak selamanya bisa disatukan dengan sebuah
kasih dan cinta.
Engkau yang terkasih..
Mengertilah..
hati ini terasa semakin
sakit dan menyesakkan jiwa. Hingga logika ini tak bisa berjalan sebagaimana
mestinya. Berpikir kacau dan melayang entah kemana. Tak tau arah. Jiwa ini pun terbang
dalam kerapuhan yang tak terkira. Kerapuhan karena semua yang telah terjadi
pada diri dan kasih cinta kita. Kaki ini tlah letih untuk berjalan. Tangan ini
tak berdaya lagi tuk ulurkan kasih dan cintaku. Dan hatiku inginkan mati oleh
engkau yang terkasih.
Cukuplah sampai disini kasih cinta yang kurasa. Ku tlah lelah
dengan semuanya. Ku telah muak dengan semua kegalauan yang kualami karena kau,
yang terkasih. Ku ingin terbang bebas. Bebas.. bebas!!!!! Menari dan menyanyi
dalam setiap sudut kehidupan. bergembira dalam setiap suasana. Dan mencari arti
sebuah kehidupan tanpa kasih cinta dari kau, yang terkasih.
Seringnya ku berpikir. Apakah engkau juga merasakan kasih
cintaku? Apakah engkau juga sering memikirkan aku? Dan apakah, kasih cintamu
masih setulus dahulu?
Namun.. seiring berjalannya waktu. Ku ragu. Ku ragukan akan
kasih cintamu. Ku ragu akan semua perhatian yang kau berikan untukku. Dan
kuragu akan setiap kegalauan yang kau rasakan dariku. Masih saja aku sulit
untuk mengenal siapa kau, yang tekasih sebenarnya.
Dalam benak ini masih saja terukir kata-kata dari kau, yang
terkasih...
“JIKA KAU JUJUR MAKA AKU SELALU BOHONG”
Itu yang menjadi sebuah benteng yang teramat besar yang
menghalangiku untuk mengertimu.. karena aku tlah tak mempercayaimu.
Engkau yang tekasih..
Kuingin kau dengarkan sedikir jeritan hati kecil yang telah
rapuh karena kasih cintamu...
Teramat sering ku memikirkanmu, merasakan kasih cinta tulusmu
dan perhatian darimu..meski ku telah tau kau bukan seorang lelaki yang dengan
mudah untuk dipahami. Butuh waktu dan kepahaman tersendiri untuk mengertimu.
Kau memang laki-laki yang berbeda. Tak ada yang sama dengan kau. Dan aku suka
itu. kau terlalu tertutup dengan perasaanmu. Hingga aku lelah untuk mengerti
kau.
Kadang aku berpikir seperti ini
“aku yang selama ini memberi kasih cintaku hanya untuk hatimu..
ku telah mencoba untuk mengerti mu..mengerti akan kepribadinmu yang sesulit
ini. ku coba untuk terbuka denganmu. Berharap suatu saat kau juga akan terbuka
akan perasaanmu kepadaku. Tapi... kau tetap saja tertutup denganku. Adakah yang
salah dengan caraku ini? salahkah jika aku jujur akan keadaan dan perasaanku
kepadamu?
Apakah kau tak percaya padaku?
Apakah setahun belum cukup bagimu untuk mencoba percaya dan terbuka
kepadaku? “
Kadang aku bingung dengan sikapmu. Kau begitu kuat menutupi
semua perasaaunmu kepadaku.. dan aku tau itu. aku tau dari sahabatmu. Sahabat
yang senantiasa peduli denganmu.. dia yang selalu memberi aku kabar akan
keberadaanmu. Tentang kegalauan yang kau rasa karena diriku. Aku tau itu semua.
dan satu hal, aku sulit untuk percaya akan hal itu. sebuah kemustahilan yang
aku rasa jika kau bisa galau hanya karena aku. Perkataanku dalam kata-kata yang
telah ku tuliskan dalam sebuah pesan singkatku waktu itu.
Terlalu banyak kata yang
ada dalam benak hatiku. Hingga ku sulit untuk mengunkapkan satu-persatu.
Hanya air mata yang mampu mengungkapkan sebuah kesedihan yang teramat
medalam karena kau. Air mata yang kesekian kali menetes karena kau. Karena
kasih cinta yang kurasakan darimu..
Berat hati ini ketika ku ingat kau, saat hati ini terjatuh dan
rapuh. Berjalan untuk mencoba menyatukan puing-puing hati yang telah rapuh ini.
dan mencoba untuk memnyatukan kembali. Meski ku tau bekas puing-puing rapuhnya
hati ini kan tersisa. Dan hati ini takkan utuh lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar