Sabtu, 02 Juni 2012


sedih banget hari ini. seseorang itu telah mengembalikan ingatan gue kepada masa lalu yang bener-bener udah gue kubur dan nggak pengen gue inget-inget lagi. gue pernah cerita tentang masa lalu gue yang begitu menyakitkan bagi gue kepada seseorang ini. masa lalu gue tetang rasa sakit gue kepada seseorang yang teramat gue cintai dan dia membuat gue jadi seperti ini. Gue nggak tau darimana ia bisa cerita atau berkata seperti itu. yang gue tau hanya cerita itu telah membangkitkan kenangan masa lalu yang bener-bener bikin gue sakit untuk yang kedua kalinya.
          Dulu gue pernah ngerasain yang namanya nggak dianggep sama orang yang bener-bener gue sayangi dan gue cintai. Gue sekolah selama ini, sampe sekarang gue udah SMA dan keadaan tetep aja nggak berubah keadaannya. Apakah ini Cuma perasaanku atau memeang benar adanya gue nggak tau.
          Gue hanya tau kalau selama ini perlakuan mereka sebenernya bikin sakit hati gue. Gue ngerasa dibedain sama adik gue. Gue selama ini nggak pernah ditanya gimana sekolah gue, nilai-nilai gue dan semua yang berkenaan dengan gue. Mereka nggak pernah tanyaan itu semua, kawan. Gue ngerasa selama ini gue berusaha buat ngedapet nilai yang bagus buat ngebahagiain mereka tuh sisa-sia. Mereka nggak pernah yang namanya nanyain gimana hasil ulangan gue, nilai mid gue, atau semesteran gue. Mereka Cuma peduli sama adik gue. Hati gue sakit banget, kawan.
          Ditambah lagi saat gue mau penjurusan. Mereka bener-bener nggak pernah peduli sama yang namanya penjurusan gue. Mereka Cuma terserah gue aja mana jurusan yang gue pengenni tanpa ada pertimbangan dari mereka. padahal gue penegn banget denger komentar mereka buat jurusan yang nantinya akan gue pilih.tapi apa? Kemyataan mereka malah hanya bilang terserah. Dan itu bagiku sangat menyedihkan. Gue nggak punya semangat lagi, udah putus harapan.
Diasaat temen-temen ge mendapatkan motivasi atau pertimbangn dari orang tua, gue hanya bisa mempertimbangkan itu sendiri. gue hanya bisa memandang kertas penjurusan dan entah aku akan menjadi apa kelak suatu hari nanti. Walau sebenernya gue udah punya kemanatapan tersendiri buat ngambil salah satu jurusan.
          Dan semua itu teringat kembali pada hari ini. membuat mood ku turun drastis. Air mata menetes tiap ku ingat kata-kata itu. mata ini memerah tiap ku teringat akan masa lalu yang menyedihkan ini. aku sudah berusaha melupakan dan kini msa lalu itu bangkit lagi.
          Banyak hal yang bikin gue sedih hari ini. entah apa yang menjadikan aku dan dia seorang yang pernah aku ceritain ini berubah. Dia seolah menjauh dari aku, menarik diri dan terkesan nggak mau kenal lagi sama aku. Entah itulah yang aku rasakan. Dibuat galau olehnya.
          Mungkin ini semua salahku. Aku yang membuatnya marah kepadaku. Aku yang membuatnya benci sekaligus badmood sama aku. Ya. Itu semua salahku. Aku yang tak tau berterimakasih kepadanya. Yang nggak sopan kepadanya. Dan nggak ngehargai dia sebagai guru. Ya salah gue yang pernah cerita apapun kepadanya. Salah gue ketika gue nggak dengerin dia dan ninggalin pembicaraan itu. waktu itu. dan kata-kata gue yang mungkin sering nyakitin hati dia. Gue ngerti kok. Kesalahan terbesar gue, gue nggak pernah minta maaf sama dia. Mungkin itu yang bikin dia makin sebel dan benci sama gue. Gue ngerti itu. dan gue nggak bisa berbuat apa-apa. Gue terlalu munafik untuk berkata maaf. Dan gue terlalu gengsi untuk mengakui kesalahan. Mungkinkan itu semua yang aku lakukan itu salah?
          Memang aku pernah membicarakan hal buruknya kepada seseorang. Dan mungkin dia merasakannya. Dan itulah yang bikin dia benci terhadapku. Aku akan mencoba menerima dia sebagai seseorang yang benci kepadaku. Ya. Mungkin itulah yang terbaik.
          Ada sesuatu hal yang mungkin aku pendam selama ini. entah perasaan apa yang ada pada diriku terhadapnya. Mungkinkah suka atau mungkinkah ngefans karena perangainya yang sangat berwibawa dan pandai mencairkan suasana. Sososk guru yang bener-bener bisa bikin gue mungkin jatuh hati kepadanya. Ya, mungkin itulah yang gue rasakan waktu itu kepadanya. Tapi.. rasa itu harus pupus. Ketika ku akan melihat kenyataan bahwa dia bukan siapa-siapa bagiku. Dia telah dahulu membenciku. Bahkan melihatku pun enggan,. Begitu besarkah kebencianmu kepadaku? Sehingga kau palingkan muka di hadapnku?
Maaf. Aku hanya bisa berkata maaf secara tersurat. Karena aku terlalu takut untuk mengatakan maaf kepadamu.
Trimakasih atas semua jasamu. Akan ku coba untuk melupakannmu meski telah ada seseorang yang benar-benar bisa mengerti aku dan mengisi hatiku.
Semakin lama ku memendam kasih ini, maka semakin besar luka yang akan tergores. Lebih baik ku pergi dari hadapanmu. Dan beranjak dari tempat ini dan berjalan kemanapun kakiku kan melangkah. Mencari persinggahan yang bisa untuk beristirahat, barangkali tuk sejenak, atau bahkan tuk selamnya? Entah aku tak tau. Hanya ALLAH SWT yang tau itu semua,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar